Swift

Tenggelam dalam Kecantikan Sejarah Dubrovnik


Kroasia, negara berbentuk bulan sabit ini menyimpan sebuah keindahan yang mempesona. Tidak hanya alamnya tapi sejarah tentang sebuah kota tua di Laut Adriatik tak kalah mengagumkan. Kota yang mempresentasikan segala unsur kecantikan kota tua khas Kroasia ini bernama Dubrovnik, orang Italia menyebutnya Ragusa.

Dubrovnik terletak di selatan Kroasia dan menyandang julukan “Pearl of Adriatic” karena eksotismenya yang tersembunyi bak mutiara. Dikelilingi benteng sepanjang dua kilometer (Walls of Dubrovnik), membuat keindahan Dubrovnik tetap utuh terjaga. 

Dubrovnik diwarnai oleh bangunan-bangunan cantik khas abad  pertengahan. Selain itu, juga ada gereja, biara, istana, dan air mancur bergaya Gothic, Renaissance, Baroque yang unik dan masih terpelihara dengan baik hingga sekarang. Tak heran bila Dubrovnik dinyatakan sebagai World Heritage oleh UNESCO sejak 1979.

Siapa sangka, kota indah ini pernah luluh lantah dengan sejarahnya yang kelam. Dubrovnik pernah diguncang gempa dahsyat di tahun 1667, ia juga pernah dikuasai pasukan Napoleon pada tahun 1806, dan luluh lantah dalam pertikaian kekuasaan antara Kroasia dan Yugoslavia di Tahun 1991.

Meski begitu, Dubrovnik merupakan kota maju yang terkenal dengan perdagangannya, serta seni budayanya. Zaman keemasan Dubrovnik terjadi pada abad ke-15 dan 16. Dan sisa-sisa keemasannya itu masih tertinggal di kota tua ini hingga sekarang. Membuat Dubrovnik sebagai tempat liburan yang mudah diakses dan dijangkau wisatawan.

Kombinasi arsitektur unik dan alam yang indah milik Dubrovnik ini memang tidak dapat dipungkiri. Sahabat Sporto bisa membuktikannya dengan menaiki benteng kemudian mengelilingi kota kuno yang menjorok ke laut ini.

Saat di atas dinding, Sahabat Sporto akan terpana oleh pemandangan yang luar biasa. Dari atas St. John’s Fortress ini, tampak pelabuhan tua Dubrovnik bagai lukisan dengan air laut biru dan perahu-perahu yang berlabuh di depan gedung kuno bergenteng merah. Ditambah lagi hijaunya lereng dari Mount Sergius yang menyejukkan.

Di sisi yang berbeda, tampak lautan merah dari genteng gedung di kota tua tersusun rapi. Hmm.. sangat kontras dengan langit yang berwarna biru cerah. Pemandangan ini belum ada apa-apanya dibandingkan ketika menjelang sunset. 

Para pengunjung biasanya berebut tempat strategis di pinggir pantai untuk menyaksikan keindahan saat-saat matahari yang kemerahan itu meredup. Tak cuma itu, satu lagi kesitimewaan Dubrovnik yakni sebagai kota yang terbuka untuk para pejalan kaki.

Sahabat Sporto dapat menapaki Stradun atau jalan utama yang memiliki pesona topografi dan historis yang menarik. Atau berjalan memasuki Pile Gate, dimana suasana abad pertengahan akan langsung terasa. 

Jalan utama kota DUbrovnik didominasi warna putih di sepanjang jalan karena dikelilingi oleh bangunan yang rata-rata terbuat dari batu kapur. Setiap bangunan tampak tua dan megah, namun tidak rusak dimakan zaman. 

Kastil-kastil tampak indah disinari matahari. Di semua sisi terlihat gedung-gedung kuno yang tinggi, dengan tembok batu kapur warna coklat keabuan. Semua gedung seragam beratapkan genteng warna merah. Sama sekali tidak terlihat tanda-tanda modernisasi. 

Walaupun banyak rumah dijadikan toko atau restoran, tak ada satu pun yang memasang papan nama atau spanduk. Apabila terus menapaki Stradun, Sahabat Sporto akan menemukan City Promenade dengan panjangnya 292 m dan lebar 15 m yang beralaskan batu marmer sejak 1468. Di malam hari, lantai itu memantulkan cahaya lampu sehingga tampak berkilau.

Di ujung Stradun terdapat Orlando Column, sebuah plaza yang menjadi tempat favorit para turis menikmati suasana kota. Sekeliling plaza, tampak berbagai bangunan kuno lainnya seperti Small Onofrio Fountain, Sponza Palace atau Gothic Renaissance Palace, Bell Tower, dan Rector Palace. 

Kawasan Kota Tua Dubrovnik selalu mempunyai kisah dan keunikan tersendiri. Sahabat Sporto bisa menyaksikan berbagai atraksi dari warga lokal atau mencicipi makanan khas Kroasia yang menggoda lidah. Dubrovnik memang tak pernah habis untuk dikagumi. (lia joulia)

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images